Kamis, 21 April 2011

SEJARAH (EPISODE ONE)

SEJARAH (episode one)
Hidup ada tiga. Masa lalu, masa kini dan masa akan datang. Ini yang dikatakan ulama sufi. Masa lalu adalah sejarah. Ia telah terlewati. Tidak mungkin arah jarum jam berbalik arah. Kalaupun ada itu hanya ada di film –sand of time, The Prince of Persia. Perjalanan hidup yang telah lalu hanya bisa dijadikan referensi dan refleksi akan hidup sekarang dan masa depan.
dalam sebuah artikelnya, almarhum Cak Nur (Nurcholis Majid), menulis bahwa sejarah adalah sebuah laboratorium. Disana adalah hamparan paparan (naratif), penelitian (searching), pengetahuan (knowledge), kesimpulan (konklusif) dan juga hikmah (edukatif). Sejarah akan berulang dan berulang –meski dalam konteks dan situasi yang berbeda.
Lebih lanjut, dalam surat Ar Ruum, dikatakan (terjemahan bebas) akan datang suatu masa dunia Timur akan dikalahkan dunia Barat. Dan kemudian berbalik Timur mengalahkan Barat. Seperti yang ditulis dalam sejarah, sebelum kedatangan islam, dunia terbagi dalam dua blok. Blok timur dikuasai oleh Persia dan blok barat di gawangi oleh imperium Romawi. Dizaman itu baik Persia maupun romawi masih kental dengan perikehidupan bar-bar. Mistis dan khurafat sangat merajalela. Makanya dizaman itu dikenal dengan istilah Dark Middle atau zaman kegelapan.
Ketika islam lahir di jazirah arab, tepatnya di mekkah. Kondisi kehidupan orang-orang disana juga tak jauh beda. Masing-masing suku berseteru memperebutkan pengaruh dan kekuasaan. Pengagungan terhadap keturunan laki-laki sangat dominan. Para ibu yang hamil tua mengalami H2C (harap-harap cemas) khawatir melahirkan anak perempuan yang tidak menutup kemungkinan akan dibunuh bahkan dikubur hidup-hidup oleh bapaknya.
Kondisi ini pelan tapi pasti mulai berubah tatkala islam sudah menyebar dan diakui oleh mayoritas suku disana. Lebih-lebih ketika terjadi apa yang dinamakan Arabic Explotion yaitu ledakan bangsa arab dimana islam telah menyebar keseluruh jazirah arab bahkan semenanjung Andalusia (spanyol). Maka jangan heran bila sampai sekarang banyak ditemui peninggalan islam di spanyol karna islam pernah eksis selama dua abad lebih –lewat kekholifahan Bani Abbasiyah- dibumi Andalusia.
Diperiode itu Persia telah takluk dibawah islam. Peta dunia telah berubah. Islam dianggap ancaman yang siap menerkam bangsa romawi terlebih setelah Andalusia bertekuk lutut dan islam bisa mendirikan kekholifahan disana. Tak lama kemudian pecah perang salib. Perang yang mengatasnamakan agama. Perang ini memakan waktu yang cukup lama. Banyak korban antar kedua belah pihak. Menang dan kalah silih berganti. Pahlawanpun bermunculan, Salahuddin al Ayyubi dipihak islam dan Richard the Lion Hearts dipihak nasrani.
Dipenghujung perang ini islam mengalami kemunduran. Rantai komondo dari pusat ke daerah banyak yang putus dan menjadi longgar. Puncaknya ketika kekholifahan islam runtuh dan menjadi Mulukut Thowaiif yaitu raja-raja kecil. Lewat negosiator raja ferdinant, kekholifahan islam yang telah menjadi mulukut thowaiif ini menandatangani pakta perdamaian. Perjanjian perdamaian yang tak lebih penyerahan diri tanpa syarat inilah yang kelak mengikis habis pengaruh islam dibenua biru eropa.
Sebaliknya dipihak romawi (eropa barat), peristiwa perang salib ini menjadikan mereka menjadi lebih beradab. Baitul makmur (perpustakaan) yang sudah banyak berdiri diwilayah islam, dijadikan bancakan sebagai pampas an perang oleh tentara romawi dan para misionaris mereka. Buku-buku pengetahuan, karya sastra, ilmu falak dan perbintangan, logaritma dan aljabar -yang menjadi cikal bakal ilmu matematika, filsafat, arsitektur sampai kedokteran diboyong dan ditranfer ke negeri eropa barat. Konon dalam subuah hikayat, diceritakan laut merah waktu itu bisa dilewati oleh kuda-kuda tentara romawi dikarenakan laut tersebut menjadi dangkal oleh urukan buku-buku yang tak dibutuhkan oleh tentara romawi.Tak ayal dalam beberapa decade setelah peristiwa perang salib tersebut di wilayah eropa bermunculan ilmuwan-ilmuwan yang berkompeten dibidangnya. Dari benua yang perilakubangsanya terkenal dengan sebutan dark middle beralih menjadi gerakan renaissance dan aufclarung (pencerahan).
Tokoh-tokoh islam macam Al ghezele (Imam Ghozali) dengan salah satu karya filsafatnya “takhafudul falasifah, Al Jabar dengan hitungan matematika dasar, Avenzuur (Ibnu Zuhri) dan Avenroos (Ibnu Rusydi) lewat buku yang berisikan pegobatan atau kedokteran adalah sekelumit tokoh islam yang sedikit banyak mempengaruhi eropa melakukan gerakan renaissance dan aufclarung. Bahkan karya dari Ibnu Rusyd dan Zuhr sampai kini dijadikan pedoman sebagai kode etik kedokteran.
Sampai disini kita bisa melihat kemajuan dan keunggulan dunia eropa juga barat tidak lepas dari pengaruh timur (islam dalam hal ini). Perang salib adalah momentum kebangkitan mereka. Karna pada momentum tersebut dimungkinkan terjadinya assimilasi dan akulturasi budaya dan pengetahuan. Lalu bagaimana dengan kita? Dunia timur? Dengan islam sendiri? Makin hari kok makin terjepit dan stagnan?
Apa perlu kita melalkukan perang salib sebagai momentum guna membalik keadaan? Akan sangat muskil bila kita melakukan tindakan tersebut. Kondisi dunia kini tidak hitam putih seperti zaman para Sahabat dan Para Tabi’iin. Peta dunia sudah kabur tidak bisa dipetakan mana hitam mana putih yang ada hanya abu-abu. Segelintir teman ada yang meyakini cara-cara konfrontir seperti itu. Mereka beranggapan kejayaan masa lalu harus ditegakan. Dalil yang dipakai adalah “ISY KARIMAAN AU MUT SYAHIIDAN” hidup mulia atau mati sahid.
Tidak salah mereka memakai dalil tersebut. Kita memang wajib hidup dengan mulia jika tidak bisa mending mati dengan cara syahid (khusnul khotimah). Penafsiran atau pengertian mati syahid ini barangkali dipahami secara parsial. jihad atau bekerja dijalan Allah tidak melulu mengangkat senjata. Masih banyak pengertian jihad yang tidak ada sangkut pautnya dengan senjata. Pernah rasulullah ditanya oleh seorang ibu yang mempertanyakan keinginannya untuk ikut berjihad dimedan perang guna mengharapkan pahala surge atas jihad yang dilakukan. Apa kata kanjeng nabi, ibu tersebut disuruh pulang sambil menunggu suaminya kembali dan melayaninya dengan baik. Pelayanan seorang istri terhadap suami itu adalah jihad. Dan balasan jihad adalah surge.
Suami yang bekerja menafkahi keluarga adalah jihad. Anak sekolah guna mencapai cita-cita adalah jihad. Pemimpin yang amanah terhadap jabatannya adalah jihad. Masih banyak konteks jihad yang tidak harus dihubungkan dengan perang dan pertumpahan darah. Seringkali kita lalai himpitan hidup yang membuat kita tidak leluasa bergerak, membuat kita potong kompas dan melakukan tindakan pragmatis. Demi melihat ketidak adilan dunia, ketimpangan social ekonomi kita menjadi dendam dan ingin melalukan tindakan destruktif terhadap apa yang kita dendami. Ujung-ujungnya bom meledak…..Bukankah ini adalah wujud kekerdilan kita? Kita tidak bisa menyaingi bahkan mengungguli mereka? Kalau toh aksi kekerasan itu terjadi, siapa yang terutama menjadi korban? Orang-orang kita juga –bisa jadi seakidah. Kalau bangunan runtuh, percayalah dengan kekuatan ekonomi yang mereka miliki bangunan tersebut akan dengan cepat berdiri dan bertambah megah.
Akan lebih bijak bila kita mengesampingkan tindakan destruktif. Kita bisa mulai belajar dari kekurangan kita sambil mempelajari apa yang menjadi keunggulan mereka. Lihatlah cara kerja orang yahudi –suatu bangsa yang pernah dipuja oleh Allah sebagai bangsa yang unggul namun dicampakan karena kesombongan mereka- . populasi bangsa ini tidak banyak , kepemilikan Negara juga masih kontroversi. Namun dalam mewujudkan impiannya mereka tidak mengotori tangan dengan tindakan picisan dan artificial. AS yang merupakan Negara adidaya cukup di congok hidungnya setelah itu apa yang diinginkan mereka AS tinggal mengiyakan lengkap dengan infra dn supra srtuktur yang ada. Hasilnya…..
Lihat saja kondisi negara2 timur yang mayoritas islam. Iraq yang merupakan pusat peradaban islam -101 malam- kini telah porak-poranda. Mesir juga begitu setelah dihantam gelombang massa demo kini belum jelas kemana arahnya. Belum reda mesir gentian Libya dikoyak dan dibombardir pasukan sekutu. Sebentar lagi menyusul Suriah. Negeri Hafeed al Asad ini tidak lama lagi mengikuti jejak mesir. Arab Saudi? Ealaahh… ternyata negeri petro dolar ini melempem dan impoten. Agaknya AS tidak memerlukan pasukan multinasional untuk merubuhkan kerajaan emir ini namun cukup mengirimkan keping DVD lewat budaya Hollywood dan menggerojok dolar sebagai kompensasi tambang minyak.
Iran bagaimana? Menurut sejarah negeri ini adalah warisan dari Persia yang pernah menguasai separuh belahan dunia. Artinya sejarah bisa saja berulang. Setelah revolusi iran beberapa puluh tahun lalu, yang ditandai dengan tumbangnya rezim Reza Pahlevi yang sekuler , agaknya iran menunjukkan pergerakan kearah positif. Hal ini bisa diperkuat dengan sosok pemimpinnya. Selain para spiritual Mullah, Ahmadinejad adalah sosok yang bersahaja dan tegas pendirian. Letak geografis, sumber daya alam dan manusia sangat menunjang kearah pencapaian masa lalu.
Kita tidak perlu terlalu berharap pada iran. Seperti dulu kita juga pernah berharap pada Iraq lewat kepemimpinan Saddam Hussein yang berani lantang melakukan perlawanan pada AS. Namun barangkali kita bisa merenungi maqolah yang disampaikan pemimpin spiritual mereka, Ayatullah Khomeini : AKU SUNGGUH-SUNGGUH BERHARAP SUATU SAAT REVOLUSI MANUSIA MENCAPAI PUNCAKNYA. DIMANA IA AKAN MENGGANTIKAN SENJATA DENGAN PENA. SEBAB DALAM SEJARAHNYA PENA BISA MELAYANI MANUSIA SEDANGKAN SENJATA TIDAK.
BERSAMBUNG………..
WASSALAM, junior 21 april 2011. Selalu kunjungi www.merinagold.blogspot.com.

Jumat, 08 April 2011

REZEKI

REZEKI
Saya punya kenalan langganan. Orangnya baik, kaya lagi. Toko emasnya ada enam seperti anggota keluarga kenalan saya tersebut. Usahanya lancar dari retail penjualan perhiasan emas sampai tengkulak sayur mayur. Dari pengembang property perumahan dan travel sampai jual beli mobil bekas. Khusus yang terakhir penulis pernah membeli salah satu mobil dagangannya dengan cara barter perhiasan emas.
Semua usaha dijalani sehingga ia bisa seperti sekarang ini.Dalam keseharian, ia termasuk pribadi yang bersahaja. Tidak tampak dalam dirinya sifat angkuh dan sombong atas apa yang telah di capai. Celana hitam kaos oblong –kadangkala- hem putih adalah ciri khas penampilannya setiap kali pergi ke pasar. Sudah belasan tahun saya berbisnis dengannya. Sampai pada suatu pagi tatkala ia seperti biasa membuka toko, ia mengeluhkan sebagian tubuhnya tidak bisa digerakkan. Dokter bilang abah ini mengalami stroke ringan. Selang beberapa hari kemudian beliau dipanggil ke Rahmatullah. Innalillahi wa inna ialihi Raajiuun… Selamat jalan abah semoga amal ibadahmu diterima Allah Swt.
Dalam rangkaian bisnis di Madura, bos langganan pernah memberikan “wejangan” kepada saya. Dia bilang, “sekali tempo dalam hidup ini perlu lah kita kawin lagi”. Lho… ??? tidak ada petir tidak ada hujan kok tiba-tiba pak haji ini bilang begitu. Terperanjat saya di buatnya. “cekcok sama isteri, piring-piring beterbangan itu hal lumrah dalam rumah tangga, justru itu yang akan mempererat hubungan antar pasutri”. Katanya lagi. Tambah gak mudeng saya dibikinnya. Untuk sementara saya pending dulu urusan kerja, saya penasaran dengan ucapannya dan ingin tahu apa yang ingin dikatakan sebenarnya.
“saya punya teman, Mas Zamroni” lanjutnya, “orangnya kaya mobilnya banyak rumahnya besar dan bagus-bagus. Tiap hari kerja dan kerja seakan-akan tiada hari tanpa mengumpulkan harta. Giliran dia sadar harta yang di cari sudah melimpah, maut menjemput. Mati “. Katanya dengan mengangkat bahu dan kedua tangannya. Sampai disini saya mulai faham. Ketika bos Madura ini mengatakan perlunya kawin lagi, sempat terpikir jangan-jangan ia menganggap saya adalah anggota ISTI (ikatan suami takut istri). Harap maklum, diiawal pernikahan, kemana-mana saya selalu mengajak istri dalam urusan kerja. Bukan tanpa alasan, mumpung belum ada momongan sekalian saja bulan madu. Itung2 transportnya gratis pulang disangoni. Sekali tepuk 2-3 nyamuk mati tangan jembret oleh darah hehehe….
Ketika saya datang ke tokonya sendirian, pak haji ini selalu bertanya kenapa istri tidak diajak. “sekarang tampaknya sudah dapat mandat,ya?” selerohnya. Sayapun tertawa sekalian saja saya jawab, istri dirumah sudah sangat percaya betul ,saya tidak bakalan nggiwar. Hahaha….
Apa yang disampaikan pak haji ini barangkali benar. Ia tampaknya ingin mengkritisi orang-orang yang telah mendapat nikmat lebih namun terkungkung oleh kenikmatan tersebut. “bikin hidup lebih hidup” yang menjadi jargon salah satu merek rokok agaknya mengilhami pernyataannya tersebut. Kawin lagi bukan tujuan yang mau disampaikan karena saya tahu istrinya adalah Umi yang satu itu.
Seringkali kita bersukur tatkala harta kita bertambah. Suami naik pangkat. Anak lulus sekolah dengan nilai yang memuaskan. Mobil ganti baru, rumah rampung direnovasi. Garapan atau penggawean mengalir tanpa henti serta seabrek kenikmatan duniawi yang menyilaukan. Hal ini wajar dan memang harus disukuri. Sering-seringlah bersukur niscaya nikmat yang didapat akan bertambah. Dan jangan sekali-kali kufur (mengingkari nikmat yang diberikan) karna sesungguhnya balasan Allah sangatlah pedih.
Giliran harta yang dimiliki berkurang. Jabatan dan pangkat stagnan. Prestasi anak disekolah mengecewakan. Mobil jangankan ganti baru satu saja tidak ada. Rumahpun demikian sudah bisa ditempati mendingan. Penggawean makin lama kok makin seret dan sepi, kita menjadi sambat, ngresulo seolah-seolah rejeki yang kita terima hanya sedikit. Padahal keadaan seperti ini adalah rejeki yang yang ditimpakan Allah agar kita bisa mawas diri, sabar dan tabah dalam menghadapi cobaan. Ujungnya kita bisa menjadi pribadi yang tahan banting tak lapuk oleh hujan dan tak lekang oleh jaman.
Sebaliknya, bertambahnya harta dan kenikmatan dunia tidak serta merta membahagiakan. Dalam tulisan sebelumnya, gelimangan harta yang dimiliki justru melemparkan saya dalam jurang kesengsaraan. Dikarenakan yang bersangkutan belum siap menerima nikmat yang diberikan serta terlena dibuatnya.
Rejeki apapun bentuknya harus disukuri. Jangan membelenggu diri terhadap rejeki yang tampak mata saja –karena akan mengurangi eksistensi rejeki itu sendiri. Ketabahan, kesabaran, toleransi, gampang menerima kebenaran, niat baik, ketulusan hati adalah sekelumit rejeki yang dikaruniakan Allah. Tidak kelihatan mata memang, namun dalam kehidupan dampaknya LUAR BIASA. Ini juga harus didapat dan disukuri. WA IDZTAADDANA RABBUKUM LAIN SYAKARTUM LA AZIIDANNAKUM WA LAIN KAFARTUM INNA ‘ADZAABI LA SYADIID. WASSALAM, junior 8 april 2011. Selalu ikuti merinagold.blogspot.com

Minggu, 03 April 2011

TOMAT

TOMAT (tobat maksiat)
Judul diatas sengaja saya tulis sama seperti judul lagunya grup musik WALI. Lirik lagu yang berisi pesan moral untuk segera beristigfar setiap kali kita melakukan maksiat atau kesalahan. Pendeknya, kita harus segera bertobat meminta ampunan kepada Allah swt dengan tidak mengulangi perbuatan serupa.
Dalam keseharian kita seringkali melakukan perbuatan maksiat atau dosa. Bentuknya beraneka macam –tidak usah disebutkan wes podo ngerti kabe. Baik dosa kecil maupun dosa besar. Baik yang disengaja maupun tidak. Dosa kecil pertobatannya bisa “cukup” dengan beristighfar. Sedang dosa besar pertobatannya harus melalui apa yang dinamakan TAUBATAN NASHUUKHA. Tobat yang sungguh-sungguh dilakukan mengaharap ampunan dariNya serta bertekad tidak mengulangi perbuatan yang sama.
Barangkali ini adalah salah satu rahasia dari RAHMATAL LIL ‘ALAMIIN yang diberikan Allah kepada umat islam. Bisa dibayangkan, berapa kali dosa, berapa kali maksiat yang sifatnya kecil –namun intens- kita lakukan, pertobatannya harus melalui jalan yang terjal dan berliku, tentunya hidup kita akan habis hanya untuk menyesali dosa2 kecil yang telah kita perbuat. Padahal dosa kecil ini layaknya sego sambel tiap hari kita lahap.
Dosa besar, untuk gampangnya saya kompres saja menjadi MOLIMO = main (judi), madat (ngedrug/narkoba), madon (zina), maten (membunuh) dan maling (mencuri/merampok). Saya mengategorikan lima perbuatan ini sebagai perbuatan dosa besar. Syirik atau menyekutukan Allah tidak termasuk didalamnya. Justru syirik ini saya anggap sebagai mbahe dosa besar karena mengingkari eksistensi dari sang maha besar. Terus terang saya tidak berani menulis atau membahas masalah syirik, dikarenakan perbuatan ini bukan wilayah perilaku semata melainkan lebih pada wilayah hati seseorang. Hanya Allah yang bisa menjudge seseorang itu melakukan syirik atau tidak. Kita sebagai manusia hanya bisa khusnud dzon saja.
Berbeda dengan dosa kecil, dosa besar pertobatannya tidaklah mudah. Penuh jalan yang berliku, tidak jarang terjal dan mendaki bahkan klaim akan tetap melekat meski sudah sampai pada tahapan tobat nasukha. Hal ini wajar mengingat, ekses atau implikasi dari molimo ini sangat luar biasa baik pada diri maupun orang lain.
Adalah Kenshin Himura. Seorang ksatria yang lahir di era Bakufu jaman Shogun Tokugawa berkuasa. Ia adalah agen rahasia yang direkrut oleh pihak oposisi guna melancarkan gerakan yang dinamakan Restorasi Meiji. Tugas utamanya adalah membunuh dan membantai para samurai pengawal Shogun Tokugawa. Tidak terhitung berapa nyawa yang melayang oleh sabetan pedang nya. Gerakan Tenken dan Amakakeru Ryoshuishen adalah mimpi buruk bagi lawan-lawannya. Sekali tebas dua tiga tubuh roboh tak bernyawa. Dialah Battosai sang penyayat.
Ketika restorasi Meiji merebak, keberadaan battosai seperti hilang ditelan bumi. Ia tiba-tiba muncul di pemukiman yang tenang disebuah dojo yang dimiliki wanita bernama Kouru. Kelak, pertemuannya dengan kouru ini mengubah jalan kehidupan sang samurai. Dari jalan pedang yang membunuh menjadi pedang yang melindungi. Dari amakakeru yang merupakan mimpi buruk lawan2nya, berubah menjadi mimpi indah orang orang disekitarnya. Dari samurai yang menyayat menjadi sakabato yang menyadarkan.
Pencerahan yang telah dialami oleh Kenshin HImura ini tidak lantas membuatnya menjadi pribadi yang lemah, cengeng dan melankolis. Pertempuran demi pertempuran tetap ia jalani terutama dari pihak yang yang ingin menuntut balas. Hebatnya, pertempuran2 tersebut dapat ia menangi dengan tanpa membunuh seperti yang telah disumpahkan. Bahkan, lawan2nya menjadi sadar dan tidak sedikit yang akhirnya berteman dengannya. Istilah jowoe menang tanpo ngasoroake.
Tokoh diatas hanyalah fiksi meski settingnya fakta. Banyak pelajaran berharga yang bisa saya petik dari tokoh komik jepang ini. Saking gandrungnya tiga tripleks ukuran jumbo berlukiskan sang tokoh saya tempel didinding rumah sebagai hiasan.
Jujur, saya pernah terjerembab dan terperosok sangat dalam perilaku buruk. Perilaku yang saya kategorikan sebagai dosa besar ini tidak saja meluluhlantakkan sendi perekonomian keluarga, lebih jauh juga telah memporakporandakan bangunan moral dan dedikasi yang telah ditanamkan sejak kecil. Perilaku yang berawal dari rasa pongah dan euphoria atas nikmat yang telah diberikan. Banyak teman yang memperingatkan –kala itu- resiko dari perbuatan tersebut. Tapi namanya orang tuli, buta mata hatinya saran dan kritikan itu hanya mampir lewat telingah kiri keluar telingah kanan. Mereka akhirnya menyerah, sambil menunggu detik2 kehancuran. Benar, genap satu tahun perbuatan itu saya lakoni, bangunan ekonomi yang saya rintis dengan susah payah itu ambruk berkeping-keping.
Nasi sudah menjadi bubur. Penyesalan kemudian tak berguna. Hari-hari selanjutnya adalah hari-hari yang menyedihkan. Sedih karena semua telah habis, habis karena untuk urusan madhorot semata. Seorang teman bilang, saya sedang di res pengeran, seperti anak sekolahan yang dihukum karena melakukan kesalahan. Hanya pertolongan Allah semata saya bisa survive dan bangkit bahkan mendapat lebih dari yang dulu. Lewat tangan juragan yang sama saya masih diberi kesempatan. Bos ini berpesan agar saya berhati-hati dalam bekerja dan segera meninggalkan perilaku2 yang tidak berguna. Sampai disini, terngiang dibenak saya akan kebaikan dan jiwa besar seorang bos. Andai waktu itu saya tidak mendapat second wind, tentulah sekarang saya sudah kalungan omplong, jalan riwa-riwi keliling kampong.
Ada titik tolak dalam setiap perjalanan hidup manusia. Kesempatan kedua yang telah diberikan kepada saya adalah berkah yang besar. Saya tidak ingin menyiakannya. Meski berat, ini adalah jalan yang harus dilalui. Setelah semua terlampui, barulah sadar dan mengerti bahwa rejeki (untuk episode selanjutnya saya akan menulis mengenai konsep rejeki ini) adalah amanah yang harus diemban dengan sebaik-baiknya. Tidak sepantasnya orang menjadi pongah dan terlena dibuatnya. Saking “takutnya” terhadap rejeki yang berupa harta ini, sampai-sampai dalam doa yang dipanjatkan, saya ingin hidup dalan keadaan PAS-PASan. Pas bayar sekolah anak pas ada. Pas ingin rekreasi pas bisa. Pas bayar tunggakan pas terbayar. Pas ngopi dan nyangkruk pas lapang waktu. ILAHII… ANTA MAKSUDI WA RIDHOO KA MATHLUUBI A’THINII MAHABBATA KA WA MAKRIFATA KA…
WASSALAM, junior 3 April 2011. Selalu kunjungi www.merinagold.blogspot.com.