Minggu, 27 November 2011

SUDUT PANDANG
Awan itu jika dilihat dari ketinggian diatasnya tampak berbeda. Bila dari daratan, awan tersebut kelihatan sangat tinggi seperti hendak menyentuh langit. Pemandangan ini berbeda tatkala dilihat dari ketinggian diatas awan itu sendiri. Ia kelihatan sangat dekat dengan daratan.
Di ketinggian tertentu, awan bisa tampak laksana gumpalan ombak yang bergulung. Sesaat kemudian ia terlihat seperti gugusan gunung es yang kokoh. Di lain tempat ia bahkan menyerupai padang pasir atau gurun yang luas. Kadangkala ia terlihat seperti lukisan raksasa yang menggambarkan aneka bentuk dan rupa. Bila pandangan mata menukik kebawah awan bisa terlihat seperti kebun kapas yang lagi merekah lebar. Sungguh sebuah panorama yang mengagumkan.
Sempat terbesit dalam hati, seandainya waktu itu terjadi hujan, bisa-bisa saya tidak terkena hujan. Bukan lantaran saya berada dalam pesawat, melainkan pesawat yang saya tumpangi tersebut berada pada ketinggian diatas awan. Bukankah hujan turun karena adanya “konsleting” antara awan positif dan negative? Jika hal ini terjadi, sungguh menjadi pengalaman yang langka.
Uniknya, gumpalan awan yang tebal2 tersebut berada diatas daratan. Sangat jarang –untuk tidak mengatakan tidak ada sama sekali- gumpalan awan yang mengembang diatas lautan. Pemandangan diatas lautan sepi-sepi saja yang dominan adalah warna biru langit yang sepertinya tak berbatas. Sesaat saya terhenyak dan berpikir, What’s wrong?
Logika sederhana saya berkata, barangkali Allah sedang mengefisienkan system kerja dari mata rantai kehidupan. Hematnya, ngapain awan tebal berkeliaran diatas samudera? Siapa yang hendak dilindungi dari terik matahari? Apa pula yang hendak dibasahi dengan air hujan? Bukankah dibawah sana sudah terhampar miliaran kubik pangkat 10 air samudera? Hewan laut apa yang masih membutuhkan guyuran air hujan? Sungguh tiada yang sia-sia hasil kreasiMu.
Seperti biasa, ketika pesawat hendak landing, saya mengalami jet lag. Kepala pusing kuping kopok. Menurut sebagian orang hal ini lumrah dialami. Penyebabnya lantaran perbedaan tekanan udara. Tp menurutku bukan itu saja, suara mesin pesawat yang bising dan perpindahan gigi –eit tunggu apa benar pesawat terbang itu punya gigi perseneleng layaknya mobil?- yang kasar ketika mau landing menjadi penyebab utama kepala saya menjadi pusing. Maklum yang saya tumpangi ketika itu adalah jenis pesawat “EMPRIT” air line. Haha…
Sesudah landing hp saya hidupkan. Jam digitalnya menunjukkan pukul 10.30 wib. AHAI… sebuah perjalanan yang memakan nol jam. Ketika take off jarum jam menunjukkan pukul 10.30 waktu setempat, giliran landing jam menunjukkan pukul yang sama. Sepertinya saya menembus lorong waktu menembus jarak ribuan kilometer dengan waktu zero jam. Sepertinya pula teori relativitas ruang dan waktu yang dikembangkan Einstein telah terlampui.
Sebenarnya hal ini biasa. Mengingat adanya perbedaan jarak yang cukup jauh. Perbedaan jarak inilah yang menyebabkan adanya split atau selisih waktu antara satu tempat dengan tempat yang lainnya. Kebetulan jarak Lombok-surabaya terpaut waktu satu jam.
Pengalaman-pengalaman selama diatas, sedikit banyak menambah wawasan diantaranya, Aspek atau sudut pandang. Dari mana kita memandang, dari situlah titik tolak kita berbuat. Awan yang dilihat dari bawah tampak tinggi dan jauh serta tidak tersentuh, tidak demikian bila kita rubah sudut dari mana memandangnya. Ia bisa sangat dekat, bisa dilampui dan bisa didekap.
Masalah pekerjaaan yang jutek dan mengalami jalan buntu mungkin bisa ditemukan solusinya dengan merubah cara pandang terhadap pekerjaan yang kita lakoni tersebut. Hasrat, keinginan dan harapan yang bagi sebagian orang dianggap muluk dan tak akan tercapai-sehingga membuat kita menjadi stagnan, bisa kita mulai dengan cara pandang yang baru.
Kehidupan rumah tangga yang runyam, terkait kenakalan anak-anak, istri ataupun suami tidak ada salahnya kita rombak dengan menggunakan managemen sudut pandang yang baru. Barangkali kekisruhan yang selama ini terjadi dikarenakan kita terpaku pada sudut pandang masing-masing sehingga melupakan aspek kebersamaan.
Jarak yang dulu menjadi penghalang intensitas komunikasi dan pertemuan kini sudah bukan lagi penghalang. Dengan hp-terutama yang ada fasilitas 3g- kita bisa langsung berkomunikasi tatap muka kapanpun dimanapun, apalagi sesama provider komunikasi bisa semakin murah dan gayeng. Pesawat terbangpun demikian. Jarak antar pulau bahkan Negara bisa ditempuh dengan beberapa jam. Sekedar info, tarif pesawat jkt-sby bisa “semurah” tarif bus dengan trayek yg sama. Bandingkan dengan waktu yang dihabiskan!
Saya pernah melakukan perjalanan darat dari gresik-surabaya yang jaraknya hanya puluhan kilo namun menghabiskan wakatu hamper 4 jam dikarenakan tol dupak macet total. Bandingkan dengan perjalanan Lombok-sby yang jaraknya ribuan kilo ditempuh dengan nol jam? Lucu bukan?
Tidak ada salahnya mencoba yang baru. Dalam kaidah managemen bisnis trial by eror mutlak diperlukan untuk menguji kekuatan pasar. Sekali tempo bepergianlah dengan menggunakan pesawat dan rasakanlah sensasi akan kekuatan alam. Maka engkau akan bergumam,”sungguh tiada yang sia-sia hasil dari ciptaanMu”. Happy flying kawan, selamat mencoba dan perbarui sudut pandang kalian. Selalu kunjungi www.merinagold.blogspot.com

Senin, 08 Agustus 2011

streaming harga emas

TERLALU CEPAT!!! EMAS TEMBUS DIATAS 460rb/gr. 5 bulan lalu, saya memprediksi harga emas akhir tahun ini dikisaran 460-480 rb/gr. dgn estimasi kenaikan 20%/thn dihtg harga terendah feb 2011 pada kisaran 380an rb dan harga tertinggi pada desember 2010 dikisaran 407rb/gr (1437/troy ounce IDR/USD 8800an). di agustus ini emas sdh bertengger di 1703/troy ounce USD 8570. diparuh kedua thn ini hrg emas sudah melesat sekitar 20%. akan sangat masuk akal jika harga emas dipenghujung tahun ini mencapai harga 500rb/gr dengan estimasi kenaikan sebesar 30%. (prediksi ini bisa melambung lagi, jika merujuk pada thn kemarin kenaikan harga emas mencapai 40%. wa allahu bi 'alam bi showaab.

Kamis, 14 Juli 2011

KADO SPESIAL FROM MY BOY

KADO ISTIMEWA FROM MY BOY

Tepat di ultah yang ke 37 saya mendapat kado yang istimewa. Kado ini tidak hanya ucapan selamat dari handai taulan terutama dari komunitas pacebuk melainkan juga dari putra pertama saya. Seperti harijadi yang sudah-sudah, saya melewatinya dengan biasa saja. Tidak ada perayaan, apalagi ritual tiup lilin dengan senandung lagu “happy birthday to you…..happy birthday to you…” seperti kebanyakan orang lakukan.
Bahkan dihari yang menandai berkurangnya satu tahun usia, saya melewatinya dengan pergi keluar kota. Bukan untuk merayakan harijadi melainkan “melrayakan” hidup yang akan terjadi, salah satunya adalah mencari sesuap nasi. Jadi bagi teman-teman yang begitu beratensi terhadap ulang tahun saya, ucapkan banyak terima kasih atas doa dan dukungannya selalu. Sekalian mohon maaf apabila di hari H nya saya tidak berada dirumah dan membuat diantara kalian kecewa, karna tidak bisa bertemu dengan saya. (lha…kok dadi gemede lan ge-er yo… bara’an sopo seng kate tekan nak oma?)
Jujur, saya pribadi tidak menganggap harijadi atau ulang tahun saya adalah hari yang istimewa. Kehadirannya sama dengan hari-hari yang lain. Jika hari ini baik ya kita sukuri. Jika hari ini panjang dan melelahkan ya kita kita lupakan, tidak usah dipikiri. Ngapain dipikiri jika yang dipikiri gak ketemu. Namun hari ini patut saya sukuri. Mengingat di ulang tahun saya ini, saya mendapat KADO SPESIAL. Apa itu? Tanpa mengurangi rasa terima kasih dari teman-teman yg memberikan selamat, kado special itu datangnya dari JUNIOR putra kami.
Junior kini telah terbebas dari “penyakit cengeng” yg telah diderita selama sepekan ini. Seringkali ia menangis sesunggukan tanpa sebab yang berarti. Ketika ditanya ia tidak mau mengaku. Hal ini kerap ia lakukan. Kami sempat bingung dan bertanya-tanya, kenek opo yo arek iki? Opo dianu koncone? Gak diboloi? Opo piye? Tatkala pertanyaan ini kami sampaikan padanya ia malah sesunggukan makin menjadi.
Dilingkungan rumah, kami biasa mengajari dia agar menjadi pribadi yang kuat. Tidak hanya fisik melainkan juga mental. Sengaja kami terapkan mengingat ia adalah seorang laki-laki dan kakak dari seorang adik perempuan. Dengan pribadi yang kuat fisik dan mental,kami berharap kelak ia akan mampu menjaga diri, adik dan keluarganya. Itulah mengapa meski masih belia –kelas 2 madrasah- sepulang sekolah acapkali sengaja tidak saya jemput. Biarlah ia berjalan kaki sampai rumah dengan turun naik bukit yang berjarak kurang lebih 1 kilo. Biar fisiknya kuat nalarnya ter asah.
Makanya ketika dia sesunggukan (sengaja saya memilih kata sesunggukan bukannya menangis karna selama ini ia tidak pernah menangis apalagi dengan suara keras, baginya menangis adalah perbuatan yang memalukan buat seorang laki-laki) tiba-tiba tanpa sebab, saya tidak percaya perilaku tersebut berawal dari ancaman temannya. Pasti ada yang lebih hebat dari itu.
Kami kesulitan mengorek keterangan darinya. Karna dia memang bukan tipikal pengadu. Ia malah seorang anak yang suka mengalah dan memendam masalahnya sendiri. (like father like son). Seringkali dalam komunitas bermain ia di curangi temannya numun ia tidak marah tapi ngeloyor pulang kerumah. Ketika ditanya mamanya kenapa kok gak main? Jawabnya paling enteng “males ma….” Kuatir jika ia menceritakan yang sesungguhnya mamanya akan marah pada temannya.
Misteri ini sedikit terkuak tatkala “penyakit cengeng”nya terjadi di sekolah. Pada gurunya ia ceritakan sepulang “pelesir “ dari bali tepatnya di banyuwangi kami menyaksikan suatu kecelakaan. Sebuah truk selip dan terjungkal di pematang sawah tepi jalan. Sopir dan keneknya dipapah keluar dengan bersimbah darah. Kejadian ini tepat didepan mobil kami namun kami mencoba memastikan anak-anak tidak melihatnya karna kami melarangnya.
Dugaan kami mengarah pada apa yang dinamakan SAWANEN. Yaitu gejala traumatic psikis level rendah atas apa yang telah disaksikan. Pulang sekolah langsung ibunya “tancap gas” korek lebih dalam lagi. Dari sini barulah rahasia itu terbongkar. Setelah menyaksikan peristiwa naas tersebut, ia terbayang dan terbawa dalam mimpi. Dalam mimpinya itu ia menyaksikan ibu/mamanya meninggal dunia. Ia sedih ia terharu dan ia tidak mau kehilangan mamanya. Dalam kehidupan nyata ketika ingat akan mimpinya ia sesunggukan sendiri. Derita itu ia tahan dan simpan sendirian selama sepekan. Ia tidak mau mengutarakan kuatir akan menyakiti atau melukai hati mamanya. YA ALLAH… YA RABB. BARAKALLAHU LAKA. SEMOGA BAROKAMU SELALU DATANG PADA ANAK INI YA RABB. Telah Engkau tunjukkan cintaMu lewat anak ini.
Kami langsung lunglai. Perasaan kami tidak menentu. Antara trenyuh, kasihan, bangga sekaligus kudu ngguyu. Yang bisa kami sampaikan –sekedar membesarkan katinya- adalah : bapak dan ibumu ini akan terus hidup sampai kamu besar, sampai kamu kuliah di negerinya naruto dan negerinya tuan crap. Yang penting sekarang kamu manut dan mau belajar. Alhamdulillah WARAS sampek saiki.

NB
Bagi teman-teman yg sudah menjadi orang tua, ini adalah pengalaman pribadi. Namun tidak ada salahnya kita buat sharing. Anak adalah amanah. Kita wajib menjaga dan mendidiknya. Tidak ada salahnya kita memarahi, mengerasi atau kalu perlu kita jewer atau kita jewet sekedar untuk menanamkan porsi yg proporsional demi kebaikan sianak. Namun janganlah kita memarahi apalagi memukul anak lantaran memuaskan nafsu amarah kita. Karna itu tidak mendidik dan tidak berkah. Anak adalah titipan namun tidak menutup kemungkinan orang tualah yang dititipkan pada anak kelak, amin. Selalu kunjungi www.merinagold.blogspot.com

Rabu, 18 Mei 2011

POLA PIKIR (EPISODE TWO)

POLA PIKIR (EPISODE TWO)
Di tulisan sebelum ini, saya telah membahas mengenai sejarah –terutama islam. Sejarah tersebut merupakan sedikit pemaparan dari perkataan ulama sufi mengenai tiga hidup yaitu masa lalu, masa kini dan masa akan datang. Berikut ini adalah bahasan untuk hidup masa kini.
Eksistensi hidup kita sekarang tidak bisa lepas dari masa lalu. Baik masa lalu diri kita sendiri maupun masa lalu diluar diri yang secara langsung ataupun tidak telah membentuk eksistensi hidup kita. Dalam ilmu psikologi, perilaku seseorang sangat dipengaruhi oleh dua hal yaitu FIELD OF EXPERIENCE (bidang pengalaman) dan FRAME OF REFERENCE (cakupan pengetahuan).
Dua hal ini layaknya dua sisi keping mata uang logam yang tidak bisa dipisahkan. Seseorang yang dalam hidupnya sering menyaksikan atau bahkan mengalami kekerasan, giliran selanjutnya hidup orang tersebut tidak akan jauh dengan dunia kekerasan. Maka tak heran seorang petinju akan melahirkan seorang petinju pula. Begitu pula seorang kyai, misalnya, kelak ia akan melahirkan seorang kyai pula.
Ini sangat dimungkinkan mengingat bidang pengalaman seseorang akan menjadi pijakan untuk langkah selanjutnya. Bidang pengalaman (field of experience) tersebut pada saat bersamaan akan menjadi lingkup pengetahuan (frame of reference) seseorang. Dari sini muncul apa yang dinamakan pola pikir. Pola pikir ini akan melahirkan ide, cita-cita, juga hasrat untu berbuat dan menjadi. Seseorang dengan pola pikir yang benar cenderung akan mendapatkan apa yang di ide atau cita-citakan.
Ibarat orang akan melakukan perjalanan yang belum pernah dilalui, peta (sekarang sinyal GPRS) adalah hal dominan yang harus dikantongi sebelum melakukan perjalanan. Cukup? Belum … masih dibutuhkan kemampuan dan keahlian membaca peta tersebut. Berapa kilometer… derajat bujur selatan atau utara, jalan mulus atau masih makadam, macet atau tidak dsb. Jika ini sudah dipahami, insyaallah perjalanan bisa sangat gayeng juga tidak kuatir tersesat meski jalan belum pernah dilalui.
Bandingkan dengan orang yang melakukan perjalanan yang sama tanpa membekali diri dengan peta dan cara membacanya? Apakah sampai tujuan? Bisa jadi. Tapi berapa kali kita muter-muter dijalan yang sama? Berapa kali kita turun kendaraan sekedar Tanya orang dipinggir jalan agar tidak tersesat. Berapa waktu yang terbuang untuk itu semua? Belum lagi rasa was-was akan jalan yang dipilih. Sudah benar atau menyimpang dengan informasi yang diberikan? Giliran yakin jalan sudah benar mobil berhenti di tengah jalan ado lor ado kidul pom bensin entah dimana berada. Nah, lho soro kabe yo….
Disinilah pentingnya pola pikir yang benar. Map atau peta adalah pola pikir. Ia adalah garis yang menghubungkan satu titik dengan titik lainnya. Ada banyak garis, yang lurus maupun berkelok-kelok. Yang sambung ataupun putus-putus. Yang putih, kuning, merah ataupun biru. Cara membaca dan memahaminya harus benar. Jika salah fungsi peta tersebut otomatis tidak berguna,-minimal kurang efektif.
Seringkali kita mendapati para “musafir” yang kebingungan menentukan arah tujuan. Padahal para musafir (baca : pejuang hidup ) tersebut adalah orang-orang yang gigih dalam menjalani hidupnya. Tapi kenapa masih bingung? Peta bahkan GPRSpun sudah dikantongi. Lalu apa penyebabnya? Ternyata kebanyakan dari mereka kesulitan membaca informasi yang diberikan dalam peta tersebut. Usaha sudah dijalani belasan tahun, lancar ingin melebarkan sayap, terbang… salah jalur jadi blunder. Mental,Tekad , dan semangat membara tapi tidak tahu mau kemana? Kans dan kesempatan melakukan perjalanan lebih jauh masih terbuka, terhenti selamanya gara-gara masalah sepeleh ban pecah. Infra serta suprastruktur sudah memadai guna melakukan tracking tapi tereduksi oleh ribetnya barang bawaan. Dan seabrek kisah klasik yang tidak hanya mencakup masalah dunia kerja dan investasi semata, juga meliputi masalah rumah tangga akan beban hidup yang makin berat. Lebih-lebih juga merambah pada aqidah dan moral. Semua ini dikarenakan kelemahan kita dalam membaca dan memahami informasi yang diberikan.
Dalam hidup, pola pikir yang benar mutlak diperlukan. Apa yang menjadi tujuan hidup harus terkonsep dan terealisasi dengan benar. baik yang sekarang maupun yang akan datang. Yang akan datang adalah harapan. Yang sudah usai adalah kenangan. Yang sekarang adalah tindakan. Ketiganya adalah mata rantai yang tak terpisahkan. Tetap dengan niat baik, tetap dengan berkarya dan tetap dengan pola pikir yang benar.
Bersambung….
WASSALAM, JUNIOR 17 MEI 2011. Selalu kunjungi www.merinagold.blogspot.com

Kamis, 21 April 2011

SEJARAH (EPISODE ONE)

SEJARAH (episode one)
Hidup ada tiga. Masa lalu, masa kini dan masa akan datang. Ini yang dikatakan ulama sufi. Masa lalu adalah sejarah. Ia telah terlewati. Tidak mungkin arah jarum jam berbalik arah. Kalaupun ada itu hanya ada di film –sand of time, The Prince of Persia. Perjalanan hidup yang telah lalu hanya bisa dijadikan referensi dan refleksi akan hidup sekarang dan masa depan.
dalam sebuah artikelnya, almarhum Cak Nur (Nurcholis Majid), menulis bahwa sejarah adalah sebuah laboratorium. Disana adalah hamparan paparan (naratif), penelitian (searching), pengetahuan (knowledge), kesimpulan (konklusif) dan juga hikmah (edukatif). Sejarah akan berulang dan berulang –meski dalam konteks dan situasi yang berbeda.
Lebih lanjut, dalam surat Ar Ruum, dikatakan (terjemahan bebas) akan datang suatu masa dunia Timur akan dikalahkan dunia Barat. Dan kemudian berbalik Timur mengalahkan Barat. Seperti yang ditulis dalam sejarah, sebelum kedatangan islam, dunia terbagi dalam dua blok. Blok timur dikuasai oleh Persia dan blok barat di gawangi oleh imperium Romawi. Dizaman itu baik Persia maupun romawi masih kental dengan perikehidupan bar-bar. Mistis dan khurafat sangat merajalela. Makanya dizaman itu dikenal dengan istilah Dark Middle atau zaman kegelapan.
Ketika islam lahir di jazirah arab, tepatnya di mekkah. Kondisi kehidupan orang-orang disana juga tak jauh beda. Masing-masing suku berseteru memperebutkan pengaruh dan kekuasaan. Pengagungan terhadap keturunan laki-laki sangat dominan. Para ibu yang hamil tua mengalami H2C (harap-harap cemas) khawatir melahirkan anak perempuan yang tidak menutup kemungkinan akan dibunuh bahkan dikubur hidup-hidup oleh bapaknya.
Kondisi ini pelan tapi pasti mulai berubah tatkala islam sudah menyebar dan diakui oleh mayoritas suku disana. Lebih-lebih ketika terjadi apa yang dinamakan Arabic Explotion yaitu ledakan bangsa arab dimana islam telah menyebar keseluruh jazirah arab bahkan semenanjung Andalusia (spanyol). Maka jangan heran bila sampai sekarang banyak ditemui peninggalan islam di spanyol karna islam pernah eksis selama dua abad lebih –lewat kekholifahan Bani Abbasiyah- dibumi Andalusia.
Diperiode itu Persia telah takluk dibawah islam. Peta dunia telah berubah. Islam dianggap ancaman yang siap menerkam bangsa romawi terlebih setelah Andalusia bertekuk lutut dan islam bisa mendirikan kekholifahan disana. Tak lama kemudian pecah perang salib. Perang yang mengatasnamakan agama. Perang ini memakan waktu yang cukup lama. Banyak korban antar kedua belah pihak. Menang dan kalah silih berganti. Pahlawanpun bermunculan, Salahuddin al Ayyubi dipihak islam dan Richard the Lion Hearts dipihak nasrani.
Dipenghujung perang ini islam mengalami kemunduran. Rantai komondo dari pusat ke daerah banyak yang putus dan menjadi longgar. Puncaknya ketika kekholifahan islam runtuh dan menjadi Mulukut Thowaiif yaitu raja-raja kecil. Lewat negosiator raja ferdinant, kekholifahan islam yang telah menjadi mulukut thowaiif ini menandatangani pakta perdamaian. Perjanjian perdamaian yang tak lebih penyerahan diri tanpa syarat inilah yang kelak mengikis habis pengaruh islam dibenua biru eropa.
Sebaliknya dipihak romawi (eropa barat), peristiwa perang salib ini menjadikan mereka menjadi lebih beradab. Baitul makmur (perpustakaan) yang sudah banyak berdiri diwilayah islam, dijadikan bancakan sebagai pampas an perang oleh tentara romawi dan para misionaris mereka. Buku-buku pengetahuan, karya sastra, ilmu falak dan perbintangan, logaritma dan aljabar -yang menjadi cikal bakal ilmu matematika, filsafat, arsitektur sampai kedokteran diboyong dan ditranfer ke negeri eropa barat. Konon dalam subuah hikayat, diceritakan laut merah waktu itu bisa dilewati oleh kuda-kuda tentara romawi dikarenakan laut tersebut menjadi dangkal oleh urukan buku-buku yang tak dibutuhkan oleh tentara romawi.Tak ayal dalam beberapa decade setelah peristiwa perang salib tersebut di wilayah eropa bermunculan ilmuwan-ilmuwan yang berkompeten dibidangnya. Dari benua yang perilakubangsanya terkenal dengan sebutan dark middle beralih menjadi gerakan renaissance dan aufclarung (pencerahan).
Tokoh-tokoh islam macam Al ghezele (Imam Ghozali) dengan salah satu karya filsafatnya “takhafudul falasifah, Al Jabar dengan hitungan matematika dasar, Avenzuur (Ibnu Zuhri) dan Avenroos (Ibnu Rusydi) lewat buku yang berisikan pegobatan atau kedokteran adalah sekelumit tokoh islam yang sedikit banyak mempengaruhi eropa melakukan gerakan renaissance dan aufclarung. Bahkan karya dari Ibnu Rusyd dan Zuhr sampai kini dijadikan pedoman sebagai kode etik kedokteran.
Sampai disini kita bisa melihat kemajuan dan keunggulan dunia eropa juga barat tidak lepas dari pengaruh timur (islam dalam hal ini). Perang salib adalah momentum kebangkitan mereka. Karna pada momentum tersebut dimungkinkan terjadinya assimilasi dan akulturasi budaya dan pengetahuan. Lalu bagaimana dengan kita? Dunia timur? Dengan islam sendiri? Makin hari kok makin terjepit dan stagnan?
Apa perlu kita melalkukan perang salib sebagai momentum guna membalik keadaan? Akan sangat muskil bila kita melakukan tindakan tersebut. Kondisi dunia kini tidak hitam putih seperti zaman para Sahabat dan Para Tabi’iin. Peta dunia sudah kabur tidak bisa dipetakan mana hitam mana putih yang ada hanya abu-abu. Segelintir teman ada yang meyakini cara-cara konfrontir seperti itu. Mereka beranggapan kejayaan masa lalu harus ditegakan. Dalil yang dipakai adalah “ISY KARIMAAN AU MUT SYAHIIDAN” hidup mulia atau mati sahid.
Tidak salah mereka memakai dalil tersebut. Kita memang wajib hidup dengan mulia jika tidak bisa mending mati dengan cara syahid (khusnul khotimah). Penafsiran atau pengertian mati syahid ini barangkali dipahami secara parsial. jihad atau bekerja dijalan Allah tidak melulu mengangkat senjata. Masih banyak pengertian jihad yang tidak ada sangkut pautnya dengan senjata. Pernah rasulullah ditanya oleh seorang ibu yang mempertanyakan keinginannya untuk ikut berjihad dimedan perang guna mengharapkan pahala surge atas jihad yang dilakukan. Apa kata kanjeng nabi, ibu tersebut disuruh pulang sambil menunggu suaminya kembali dan melayaninya dengan baik. Pelayanan seorang istri terhadap suami itu adalah jihad. Dan balasan jihad adalah surge.
Suami yang bekerja menafkahi keluarga adalah jihad. Anak sekolah guna mencapai cita-cita adalah jihad. Pemimpin yang amanah terhadap jabatannya adalah jihad. Masih banyak konteks jihad yang tidak harus dihubungkan dengan perang dan pertumpahan darah. Seringkali kita lalai himpitan hidup yang membuat kita tidak leluasa bergerak, membuat kita potong kompas dan melakukan tindakan pragmatis. Demi melihat ketidak adilan dunia, ketimpangan social ekonomi kita menjadi dendam dan ingin melalukan tindakan destruktif terhadap apa yang kita dendami. Ujung-ujungnya bom meledak…..Bukankah ini adalah wujud kekerdilan kita? Kita tidak bisa menyaingi bahkan mengungguli mereka? Kalau toh aksi kekerasan itu terjadi, siapa yang terutama menjadi korban? Orang-orang kita juga –bisa jadi seakidah. Kalau bangunan runtuh, percayalah dengan kekuatan ekonomi yang mereka miliki bangunan tersebut akan dengan cepat berdiri dan bertambah megah.
Akan lebih bijak bila kita mengesampingkan tindakan destruktif. Kita bisa mulai belajar dari kekurangan kita sambil mempelajari apa yang menjadi keunggulan mereka. Lihatlah cara kerja orang yahudi –suatu bangsa yang pernah dipuja oleh Allah sebagai bangsa yang unggul namun dicampakan karena kesombongan mereka- . populasi bangsa ini tidak banyak , kepemilikan Negara juga masih kontroversi. Namun dalam mewujudkan impiannya mereka tidak mengotori tangan dengan tindakan picisan dan artificial. AS yang merupakan Negara adidaya cukup di congok hidungnya setelah itu apa yang diinginkan mereka AS tinggal mengiyakan lengkap dengan infra dn supra srtuktur yang ada. Hasilnya…..
Lihat saja kondisi negara2 timur yang mayoritas islam. Iraq yang merupakan pusat peradaban islam -101 malam- kini telah porak-poranda. Mesir juga begitu setelah dihantam gelombang massa demo kini belum jelas kemana arahnya. Belum reda mesir gentian Libya dikoyak dan dibombardir pasukan sekutu. Sebentar lagi menyusul Suriah. Negeri Hafeed al Asad ini tidak lama lagi mengikuti jejak mesir. Arab Saudi? Ealaahh… ternyata negeri petro dolar ini melempem dan impoten. Agaknya AS tidak memerlukan pasukan multinasional untuk merubuhkan kerajaan emir ini namun cukup mengirimkan keping DVD lewat budaya Hollywood dan menggerojok dolar sebagai kompensasi tambang minyak.
Iran bagaimana? Menurut sejarah negeri ini adalah warisan dari Persia yang pernah menguasai separuh belahan dunia. Artinya sejarah bisa saja berulang. Setelah revolusi iran beberapa puluh tahun lalu, yang ditandai dengan tumbangnya rezim Reza Pahlevi yang sekuler , agaknya iran menunjukkan pergerakan kearah positif. Hal ini bisa diperkuat dengan sosok pemimpinnya. Selain para spiritual Mullah, Ahmadinejad adalah sosok yang bersahaja dan tegas pendirian. Letak geografis, sumber daya alam dan manusia sangat menunjang kearah pencapaian masa lalu.
Kita tidak perlu terlalu berharap pada iran. Seperti dulu kita juga pernah berharap pada Iraq lewat kepemimpinan Saddam Hussein yang berani lantang melakukan perlawanan pada AS. Namun barangkali kita bisa merenungi maqolah yang disampaikan pemimpin spiritual mereka, Ayatullah Khomeini : AKU SUNGGUH-SUNGGUH BERHARAP SUATU SAAT REVOLUSI MANUSIA MENCAPAI PUNCAKNYA. DIMANA IA AKAN MENGGANTIKAN SENJATA DENGAN PENA. SEBAB DALAM SEJARAHNYA PENA BISA MELAYANI MANUSIA SEDANGKAN SENJATA TIDAK.
BERSAMBUNG………..
WASSALAM, junior 21 april 2011. Selalu kunjungi www.merinagold.blogspot.com.

Jumat, 08 April 2011

REZEKI

REZEKI
Saya punya kenalan langganan. Orangnya baik, kaya lagi. Toko emasnya ada enam seperti anggota keluarga kenalan saya tersebut. Usahanya lancar dari retail penjualan perhiasan emas sampai tengkulak sayur mayur. Dari pengembang property perumahan dan travel sampai jual beli mobil bekas. Khusus yang terakhir penulis pernah membeli salah satu mobil dagangannya dengan cara barter perhiasan emas.
Semua usaha dijalani sehingga ia bisa seperti sekarang ini.Dalam keseharian, ia termasuk pribadi yang bersahaja. Tidak tampak dalam dirinya sifat angkuh dan sombong atas apa yang telah di capai. Celana hitam kaos oblong –kadangkala- hem putih adalah ciri khas penampilannya setiap kali pergi ke pasar. Sudah belasan tahun saya berbisnis dengannya. Sampai pada suatu pagi tatkala ia seperti biasa membuka toko, ia mengeluhkan sebagian tubuhnya tidak bisa digerakkan. Dokter bilang abah ini mengalami stroke ringan. Selang beberapa hari kemudian beliau dipanggil ke Rahmatullah. Innalillahi wa inna ialihi Raajiuun… Selamat jalan abah semoga amal ibadahmu diterima Allah Swt.
Dalam rangkaian bisnis di Madura, bos langganan pernah memberikan “wejangan” kepada saya. Dia bilang, “sekali tempo dalam hidup ini perlu lah kita kawin lagi”. Lho… ??? tidak ada petir tidak ada hujan kok tiba-tiba pak haji ini bilang begitu. Terperanjat saya di buatnya. “cekcok sama isteri, piring-piring beterbangan itu hal lumrah dalam rumah tangga, justru itu yang akan mempererat hubungan antar pasutri”. Katanya lagi. Tambah gak mudeng saya dibikinnya. Untuk sementara saya pending dulu urusan kerja, saya penasaran dengan ucapannya dan ingin tahu apa yang ingin dikatakan sebenarnya.
“saya punya teman, Mas Zamroni” lanjutnya, “orangnya kaya mobilnya banyak rumahnya besar dan bagus-bagus. Tiap hari kerja dan kerja seakan-akan tiada hari tanpa mengumpulkan harta. Giliran dia sadar harta yang di cari sudah melimpah, maut menjemput. Mati “. Katanya dengan mengangkat bahu dan kedua tangannya. Sampai disini saya mulai faham. Ketika bos Madura ini mengatakan perlunya kawin lagi, sempat terpikir jangan-jangan ia menganggap saya adalah anggota ISTI (ikatan suami takut istri). Harap maklum, diiawal pernikahan, kemana-mana saya selalu mengajak istri dalam urusan kerja. Bukan tanpa alasan, mumpung belum ada momongan sekalian saja bulan madu. Itung2 transportnya gratis pulang disangoni. Sekali tepuk 2-3 nyamuk mati tangan jembret oleh darah hehehe….
Ketika saya datang ke tokonya sendirian, pak haji ini selalu bertanya kenapa istri tidak diajak. “sekarang tampaknya sudah dapat mandat,ya?” selerohnya. Sayapun tertawa sekalian saja saya jawab, istri dirumah sudah sangat percaya betul ,saya tidak bakalan nggiwar. Hahaha….
Apa yang disampaikan pak haji ini barangkali benar. Ia tampaknya ingin mengkritisi orang-orang yang telah mendapat nikmat lebih namun terkungkung oleh kenikmatan tersebut. “bikin hidup lebih hidup” yang menjadi jargon salah satu merek rokok agaknya mengilhami pernyataannya tersebut. Kawin lagi bukan tujuan yang mau disampaikan karena saya tahu istrinya adalah Umi yang satu itu.
Seringkali kita bersukur tatkala harta kita bertambah. Suami naik pangkat. Anak lulus sekolah dengan nilai yang memuaskan. Mobil ganti baru, rumah rampung direnovasi. Garapan atau penggawean mengalir tanpa henti serta seabrek kenikmatan duniawi yang menyilaukan. Hal ini wajar dan memang harus disukuri. Sering-seringlah bersukur niscaya nikmat yang didapat akan bertambah. Dan jangan sekali-kali kufur (mengingkari nikmat yang diberikan) karna sesungguhnya balasan Allah sangatlah pedih.
Giliran harta yang dimiliki berkurang. Jabatan dan pangkat stagnan. Prestasi anak disekolah mengecewakan. Mobil jangankan ganti baru satu saja tidak ada. Rumahpun demikian sudah bisa ditempati mendingan. Penggawean makin lama kok makin seret dan sepi, kita menjadi sambat, ngresulo seolah-seolah rejeki yang kita terima hanya sedikit. Padahal keadaan seperti ini adalah rejeki yang yang ditimpakan Allah agar kita bisa mawas diri, sabar dan tabah dalam menghadapi cobaan. Ujungnya kita bisa menjadi pribadi yang tahan banting tak lapuk oleh hujan dan tak lekang oleh jaman.
Sebaliknya, bertambahnya harta dan kenikmatan dunia tidak serta merta membahagiakan. Dalam tulisan sebelumnya, gelimangan harta yang dimiliki justru melemparkan saya dalam jurang kesengsaraan. Dikarenakan yang bersangkutan belum siap menerima nikmat yang diberikan serta terlena dibuatnya.
Rejeki apapun bentuknya harus disukuri. Jangan membelenggu diri terhadap rejeki yang tampak mata saja –karena akan mengurangi eksistensi rejeki itu sendiri. Ketabahan, kesabaran, toleransi, gampang menerima kebenaran, niat baik, ketulusan hati adalah sekelumit rejeki yang dikaruniakan Allah. Tidak kelihatan mata memang, namun dalam kehidupan dampaknya LUAR BIASA. Ini juga harus didapat dan disukuri. WA IDZTAADDANA RABBUKUM LAIN SYAKARTUM LA AZIIDANNAKUM WA LAIN KAFARTUM INNA ‘ADZAABI LA SYADIID. WASSALAM, junior 8 april 2011. Selalu ikuti merinagold.blogspot.com

Minggu, 03 April 2011

TOMAT

TOMAT (tobat maksiat)
Judul diatas sengaja saya tulis sama seperti judul lagunya grup musik WALI. Lirik lagu yang berisi pesan moral untuk segera beristigfar setiap kali kita melakukan maksiat atau kesalahan. Pendeknya, kita harus segera bertobat meminta ampunan kepada Allah swt dengan tidak mengulangi perbuatan serupa.
Dalam keseharian kita seringkali melakukan perbuatan maksiat atau dosa. Bentuknya beraneka macam –tidak usah disebutkan wes podo ngerti kabe. Baik dosa kecil maupun dosa besar. Baik yang disengaja maupun tidak. Dosa kecil pertobatannya bisa “cukup” dengan beristighfar. Sedang dosa besar pertobatannya harus melalui apa yang dinamakan TAUBATAN NASHUUKHA. Tobat yang sungguh-sungguh dilakukan mengaharap ampunan dariNya serta bertekad tidak mengulangi perbuatan yang sama.
Barangkali ini adalah salah satu rahasia dari RAHMATAL LIL ‘ALAMIIN yang diberikan Allah kepada umat islam. Bisa dibayangkan, berapa kali dosa, berapa kali maksiat yang sifatnya kecil –namun intens- kita lakukan, pertobatannya harus melalui jalan yang terjal dan berliku, tentunya hidup kita akan habis hanya untuk menyesali dosa2 kecil yang telah kita perbuat. Padahal dosa kecil ini layaknya sego sambel tiap hari kita lahap.
Dosa besar, untuk gampangnya saya kompres saja menjadi MOLIMO = main (judi), madat (ngedrug/narkoba), madon (zina), maten (membunuh) dan maling (mencuri/merampok). Saya mengategorikan lima perbuatan ini sebagai perbuatan dosa besar. Syirik atau menyekutukan Allah tidak termasuk didalamnya. Justru syirik ini saya anggap sebagai mbahe dosa besar karena mengingkari eksistensi dari sang maha besar. Terus terang saya tidak berani menulis atau membahas masalah syirik, dikarenakan perbuatan ini bukan wilayah perilaku semata melainkan lebih pada wilayah hati seseorang. Hanya Allah yang bisa menjudge seseorang itu melakukan syirik atau tidak. Kita sebagai manusia hanya bisa khusnud dzon saja.
Berbeda dengan dosa kecil, dosa besar pertobatannya tidaklah mudah. Penuh jalan yang berliku, tidak jarang terjal dan mendaki bahkan klaim akan tetap melekat meski sudah sampai pada tahapan tobat nasukha. Hal ini wajar mengingat, ekses atau implikasi dari molimo ini sangat luar biasa baik pada diri maupun orang lain.
Adalah Kenshin Himura. Seorang ksatria yang lahir di era Bakufu jaman Shogun Tokugawa berkuasa. Ia adalah agen rahasia yang direkrut oleh pihak oposisi guna melancarkan gerakan yang dinamakan Restorasi Meiji. Tugas utamanya adalah membunuh dan membantai para samurai pengawal Shogun Tokugawa. Tidak terhitung berapa nyawa yang melayang oleh sabetan pedang nya. Gerakan Tenken dan Amakakeru Ryoshuishen adalah mimpi buruk bagi lawan-lawannya. Sekali tebas dua tiga tubuh roboh tak bernyawa. Dialah Battosai sang penyayat.
Ketika restorasi Meiji merebak, keberadaan battosai seperti hilang ditelan bumi. Ia tiba-tiba muncul di pemukiman yang tenang disebuah dojo yang dimiliki wanita bernama Kouru. Kelak, pertemuannya dengan kouru ini mengubah jalan kehidupan sang samurai. Dari jalan pedang yang membunuh menjadi pedang yang melindungi. Dari amakakeru yang merupakan mimpi buruk lawan2nya, berubah menjadi mimpi indah orang orang disekitarnya. Dari samurai yang menyayat menjadi sakabato yang menyadarkan.
Pencerahan yang telah dialami oleh Kenshin HImura ini tidak lantas membuatnya menjadi pribadi yang lemah, cengeng dan melankolis. Pertempuran demi pertempuran tetap ia jalani terutama dari pihak yang yang ingin menuntut balas. Hebatnya, pertempuran2 tersebut dapat ia menangi dengan tanpa membunuh seperti yang telah disumpahkan. Bahkan, lawan2nya menjadi sadar dan tidak sedikit yang akhirnya berteman dengannya. Istilah jowoe menang tanpo ngasoroake.
Tokoh diatas hanyalah fiksi meski settingnya fakta. Banyak pelajaran berharga yang bisa saya petik dari tokoh komik jepang ini. Saking gandrungnya tiga tripleks ukuran jumbo berlukiskan sang tokoh saya tempel didinding rumah sebagai hiasan.
Jujur, saya pernah terjerembab dan terperosok sangat dalam perilaku buruk. Perilaku yang saya kategorikan sebagai dosa besar ini tidak saja meluluhlantakkan sendi perekonomian keluarga, lebih jauh juga telah memporakporandakan bangunan moral dan dedikasi yang telah ditanamkan sejak kecil. Perilaku yang berawal dari rasa pongah dan euphoria atas nikmat yang telah diberikan. Banyak teman yang memperingatkan –kala itu- resiko dari perbuatan tersebut. Tapi namanya orang tuli, buta mata hatinya saran dan kritikan itu hanya mampir lewat telingah kiri keluar telingah kanan. Mereka akhirnya menyerah, sambil menunggu detik2 kehancuran. Benar, genap satu tahun perbuatan itu saya lakoni, bangunan ekonomi yang saya rintis dengan susah payah itu ambruk berkeping-keping.
Nasi sudah menjadi bubur. Penyesalan kemudian tak berguna. Hari-hari selanjutnya adalah hari-hari yang menyedihkan. Sedih karena semua telah habis, habis karena untuk urusan madhorot semata. Seorang teman bilang, saya sedang di res pengeran, seperti anak sekolahan yang dihukum karena melakukan kesalahan. Hanya pertolongan Allah semata saya bisa survive dan bangkit bahkan mendapat lebih dari yang dulu. Lewat tangan juragan yang sama saya masih diberi kesempatan. Bos ini berpesan agar saya berhati-hati dalam bekerja dan segera meninggalkan perilaku2 yang tidak berguna. Sampai disini, terngiang dibenak saya akan kebaikan dan jiwa besar seorang bos. Andai waktu itu saya tidak mendapat second wind, tentulah sekarang saya sudah kalungan omplong, jalan riwa-riwi keliling kampong.
Ada titik tolak dalam setiap perjalanan hidup manusia. Kesempatan kedua yang telah diberikan kepada saya adalah berkah yang besar. Saya tidak ingin menyiakannya. Meski berat, ini adalah jalan yang harus dilalui. Setelah semua terlampui, barulah sadar dan mengerti bahwa rejeki (untuk episode selanjutnya saya akan menulis mengenai konsep rejeki ini) adalah amanah yang harus diemban dengan sebaik-baiknya. Tidak sepantasnya orang menjadi pongah dan terlena dibuatnya. Saking “takutnya” terhadap rejeki yang berupa harta ini, sampai-sampai dalam doa yang dipanjatkan, saya ingin hidup dalan keadaan PAS-PASan. Pas bayar sekolah anak pas ada. Pas ingin rekreasi pas bisa. Pas bayar tunggakan pas terbayar. Pas ngopi dan nyangkruk pas lapang waktu. ILAHII… ANTA MAKSUDI WA RIDHOO KA MATHLUUBI A’THINII MAHABBATA KA WA MAKRIFATA KA…
WASSALAM, junior 3 April 2011. Selalu kunjungi www.merinagold.blogspot.com.

Kamis, 31 Maret 2011

DOA KAYA DAN PINTAR

DOA KAYA : BEKERJA KERAS. DOA PINTAR : BELAJAR.
Tadi malam saya kedatangan tamu. Seorang teman yang sudah lama tidak bersua. Bukan teman jauh hanya tetangga desa. Tapi pertemuan kali ini memberi kesan yang mendalam. Mungkin dikarenakan intensitas pertemuan kami yang jarang, sehingga ada perasaan rindu yang saling menggelayuti atau topik pembicaraan kami dimalam itu yang memang mengasyikan.
Teman ini datang ke rumah tepat disaat azan isa’ berkumandang. Ia muncul didepan pintu dengan sosoknya yang tambun sambil mesam-mesem persis seperti orang yang mau minta derma. Setelah duduk ia utarakan maksud dan kedatangannya kerumah. Disampaikan minatnya agar masjid yang ada di perumahan kami bersedia ditempati acara Dzikrul Ghofiliin –suatu ritual dzikir- yang ia aktif terlibat didalamnya. Kontan saja ia saya ajak ke pengurus takmir masjid sekaligus menemui ketua rw selaku penanggung jawab masjid.
Selesai urusan, saya dijamu makan disebuah warung yang mirip gerbong kereta api. Tiga godo tempe langsung saya lahap, -maklum sejak sore belum makan- sebagai hidangan pembuka. Tepat pukul setengah sebelas malam, setelah semua makanan sudah ludes kami sikat, saya diajak kerumahnya. Dari jarak puluhan meter sudah terpampang jelas sebuah bangunan besar dan mewah. Saya sempat bergumam dalam hati, “kok cek dak pantese yo pemiliknya model gembolo2 ngono omae yo mentereng”. Namun buru-buru saya tepis, dengan logika yang rasional. Seseorang dengan kinerja dan pola pikir seperti temanku ini, sangat masuk akal dan wajar bila bisa mencapai semua itu.
Ia ceritakan, rumah yang ditempati beserta keluarganya tersebut adalah sebuah “gift atau hadiah”. Ia tidak berambisi membangun sebagus itu. Bahkan pada saat seorang arsitek menyodorkan desain bagan rumah, teman ini menyatakan tidak memiliki dana untuk merealisasikannya. Ia hanya mempersilahkan sang arsitek memulai tugasnya dan membiarkan waktu yang akan menjawabnya. Sepintas lucu juga wak kaji yang satu ini, ia mengatakan tidak mempunyai duit, waktu akan membangun rumah. Tapi nyatanya, pembangunan rumah tersebut bisa rampung tanpa kendala yang berarti. Itulah mengapa ia menyebut rumah yang dihuninya sebagai sebuah hadiah. “saya mencoba mengekang setiap keinginan. Saya hanya menjalani kecenderungan-kecenderungan, sama seperti air.” begitu ia tuturkan memulai perbincangan kami dimalam itu.
Omongan seperti ini yang saya suka dari dia. Seringkali ia berbicara dengan gaya filosofis seakan ingin merangkum pengalaman hidupnya menjadi sebuah kalimat indah. Namun tutur bahasa yang ia kemukakan banyak yang belepotan yang tidak jarang pendengar malah bingung dibuatnya. Alih-alih ingin terlihat intelek malah yang tampak in TELEK!!!. Haha…. Ojo moreng-moreng yo ji.
Hal ini mudah dimaklumi mengingat kawan ini bukanlah seseorang dengan latar belakang intelek dengan segudang prestasi akademik. Ia hanya seorang biasa yang mau belajar dan bersungguh-sungguh dalam pekerjaannya. Tak heran ketika ia berbicara dengan bahasa nasional negaranya, acapkali gagap dan canggung. Namun sesungguhnya makna yang tersirat dalam ucapanya benar-benar luar buasa. Ini yang membuat saya sering rindu dan senang tatkala bercengkerama dengannya –meski begadang menjelang subuh, seperti malam itu.
Banyak ungkapan filosofis -terkadang juga absurd- keluar dari mulut kawan tercinta ini. Barangkali ia ingin mengintisarikan lalu mengomunikasikan pengalaman hidup yang membentuk dirinya menjadi pribadi yang mandiri, kukuh dalam bersikap dan percaya diri dalam bertindak. Paling tidak ini bisa dilihat tatkala ia mengatakan DOA KAYA adalah KERJA KERAS. DOA PINTAR atau CERDAS adalah BELAJAR.
Seseorang yang ingin hidupnya bekecukupan (baca: kaya) haruslah bekerja keras, banting tulang demi memujudkan keinginannya tersebut. Jangan melulu membanggakan atau mencela kesuksesan seseorang. NATO : no action talk only hanya isapan jempol belaka. Kunci dasar dalam setiap usaha adalah lakukanlah (just do it) niscaya berbuah hasil (duit).
Dalam salah satu tayangan talk show kick andy, Dahlan Iskan pernah ditanya sang presenter mengenai penyebab penyakit yang membuat CEO grup Jawa Pos itu ganti hati adalah dikarenakan dimasa mudanya, ia terlalu bekerja keras. Sehingga kerja keras yang dilakoninya selama puluhan tahun tersebut menggerogoti hati –sampai sirosis-tanpa ia sadari. Bos PLN ini menjelaskan, penyebab penyakitnya bukan kerja keras, melainkan KEMISKINAN. Kemiskinan yang menderanya dimasa kecil inilah yang membuat keluarganya tidak mampu cublik atau imunisasi hingga virus hepatitis B menyerang hatinya. Ia menolak anggapan orang bahwa kerja keras menjadi factor penyebab penyakit. Justru kerja keras tetap ia lakoni sampai sakarang –bahkan setelah menjalani transplantasi hati dan menjadi Dirut PLN.
Seorang yang ingin pintar dan cerdas haruslah bersedia belajar. Dengan belajar orang yang asalnya tidak tahu menjadi tahu. Yang tadinya tidak mengerti menjadi mengerti. Dengan tahu dan mengerti muncul sikap yang mandiri. Ia menjadi faham, bisa memilah dan memilih apa yang terbaik bagi dirinya. Tidak gampang menciptakan blunder, tidak susah mencari jalan keluar. Setelah kesadaran akan diri terealisasi, muncul sikap yang tegas. Kukuh berpendirian, tidak mudah diombang-ambingkan oleh sesuatu yang menyesatkan. Pada gilirannya ia akan menjadi pribadi yang percaya diri. Hati dan kaki menghunjam ke bumi akal pikiran melesat keangkasa. Tidak takut jatuh, tidak minder bila gagal, tidak bosan mencoba dan bangkit. Halangan, rintangan, risiko dan hambatan adalah hal lumrah yang selalu menyertai dalam setiap perjalanan.
Inilah DOA. Hakekat dari doa adalah perbuatan bukan ucapan semata. Terima kasih teman. Terima kasih atas waktu yang diberikan. Dan terima kasih untuk tetap menjadi SAHABAT. (mbrebes mili isun nulis kalimat seng terakhir iki). WASSALAM, junior 31 maret 2011. Tetap ikuti www.merinagold.blogspot.com.

Selasa, 29 Maret 2011

UNTUK SEBUAH NAMA

UNTUK SEBUAH NAMA
Sampai huruf pertama ini diketik, perasaan saya masih ingin tertawa. Betapa tidak, tulisan berikut melulu mengenai diri dan keluarga, namun ingin saya bagi bersama (sharing). Dari pemberian nama anak sampai pergumulan kami –maaf bukan porno- selaku pasutri akan menghiasi paragraf demi paragraf dalam tulisan ini. Semoga para pembaca –jika ada- tidak dibuat boring dan menganggap narsis gitu loo…mumpung ide sudah terpegang, sekalian saja jemari menari diatas keyboard. Sukur-sukur ada yang terinspirasi. (dorong2 wes narsis).
Anak kami dua. Yang pertama bernama MUHAMAD ZAMRONI ABIDIN JUNIOR (persis nama bapaknya minus junior) biasa dipanggil IYONK. Yang kedua bernama MERINA KHUMAIR biasa disapa INA. Tidak sama sih dengan nama ibunya-YUANA-, namun bila dipanjangkan ceritanya bisa saling bertautan. Ketika iyonk lahir banyak orang bertanya, ihwal pertanyaannya seputar pemberian nama. “kok namanya seperti nama bapaknya, apa gak ada lagi nama yang lebih bagus?” begitu barangkali pikir mereka. Saya sih cengar-cengir saja. Bahkan tatkala kakeknya mempertanyakan hal serupa saya malah balik bertanya, “lha apa nama itu kurang bagus, yah? Kan ayah sendiri yang memberi nama pada saya. Ketika nama itu saya wariskan pada cucu kakek, sah-sah saja kan?”. Hehe…kadal di komodoin eit.. komodo di kadalin. Yang benar mana ya…
Kebanyakan orang tua –terutama- laki-laki mengharapkan anak yang pertama lahir adalah anak laki-laki. Hal ini bukan tanpa alasan, Dinegeri yang menganut faham patrialis, seperti Indonesia, anak laki-laki adalah harapan dan tumpuhan. Ia diharapkan bisa menjadi penerus orang tua. Maaf, bukannya anak perempuan tidak bisa mengemban amanat tersebut, tapi perasaan tidak bisa dipungkiri. Contoh paling remeh adalah ketika sigadis ini beranjak dewasa dan sudah saatnya menikah. Si kecil yang dulu oleh bapaknya digendong seperti lagunya mbah Surip, kelak akan “digendong” oleh orang lain. Pada saat bersamaan nama yang disandang sudah bukan nama bapaknya melainkan nama suaminya. Nanti jika melahirkan, nama yang di pakai sang cucu bukan nama bapak si ibu,tetapi nama keluarga menantu si Bapak. Kacian deh..bapak.
Saya sendiri tidak memungkiri kenyataan ini. Ketika memberikan nama pada anak laki-laki pertama, saya dedikasikan kepada orang tua yang telah -memberikan nama yang baik- membesarkan dan mendidik saya dengan benar. Dedikasi yang kedua, ditujukan pada diri saya –selaku orang tua jabang bayi- dengan harapan saya bisa meneruskan langkah orang tua (baca:mengasuh,membesarkan dan mendidik) sang bayi. Disamping tujuan substansif dalam pemberian nama tersebut, ada juga tujuan yang sifatnya heboh semata.
Di tempat kita jarang lho orang tua yang memberikan nama ngeplek sama antara bapak dan anak. Paling-paling yang diambil nama depan atau belakangnya saja. Contoh, Sukarbadi, sukaryati atau sukartini. Dinamai demikian karna nama bapaknya adalah Sukar –tanpa 141. Atau Annisa Arifin, Afrizal Arifin karna nama bapaknya Samsul Arifin, misalnya. Di Arab, orang-orang disana jika memanggil nama seseorang, cukup dengan memanggil nama bapaknya, yaa…ibnu Umar… wahai anaknya Umar, bisa jadi yang dipanggil itu nama aslinya Paidi atau Paitun. Di AS, nama-nama besar yang melekat pada seseorang umumnya adalah gelar yang disematkan atas ketokohan ayahnya. John-john junior adalah anak mendiang presiden AS, John Fitzgerald Kennedy. Floyd Mayweather Junior –petinju yang pernah di proyeksikan bertarung dengan Manny Pacquiao sebagai mega duel “BATTLE of THE CENTURY” namun gagal- adalah anak Floyd Mayweather Senior.
Alasan ndakik lainnya adalah saya ingin membentuk TRAH. Pada saatnya nanti, juniorlah yang akan meneruskan nama bapaknya. Dialah yang berhak mewariskan nama MUHAMAD ZAMRONI ABIDIN JUNIOR II pada anak laki-lakinya. Begitu seterusnya dan seterusnya… simpelnya, garis keturunan tersebut akan tampak kelihatan. Jika dikomparasikan dengan kerajaan, anak turun junior adalah garis keturunan raja-raja –bukan lembu peteng. Haha… narsis bukan? Ya iyyalah…namanya juga pengharapan.
Bagaimana dengan Ina,-adik junior?. Pada saat dia dikeluarkan, (Ina dilahirkan lewat operasi ceasar lantaran posisi janin kala itu melintang) saya melihat bayi yang gemuk dan lucu. Saya pandangi otot-otot pipinya yang tampak jelas berwarna kemerah-merahan, persis warna otot pipi ibunya. Pikiran saya kala itu menerawang jauh dan berhenti pada sebuah dialek tatkala Rasulullah saw memanggil Siti A’isyah dengan panggilan kesayangan, “Yaa.. Khumairah….Wahai yang kemerah-merahan”. Jadilah panggilan kesayangan rasullulah tersebut menjadi nama belakang anak kami yang kedua.
Justru pemberian nama depan yang sedikit kocak. Jika merujuk pada pemberian nama anak pertama yang persis nama bapak, tentu akan adil jika anak kedua punya nama yang sama dengan nama sang ibu. Muncullah kemudian nama MERINA KHUMAIR yang artinya MERY yang kemerah-merahan. Klop sudah…kok bisa? Nama ibunya kan YUANA? Samanya dimana?
Dimasa pacaran dulu, saya sering mengejek nama isteri yang terlalu simple dan pendek. Batinku jeneng kok sak emprit atek ndeso pisan… yuana…gak uenaak ngono lho olehe nak kuping. Pantes2nya nama itu kan terdiri dari 2-3 kata biar enak didengar dan keren. Akhirnya, setuju tidak setuju didepan nama yuana saya tambahi MERY, menjadi MERYUANA. Persis nama tanaman illegal yang memabukkan. Dan memang sekali saya merasakan kehangatannya saya langsung dibuat mabuk kepingin lagi dan lagi….hahaha….KEMPRO!!. sampai sekarang orang-orang memanggilnya mery, jarang yang memanggil yuana, kecuali kerabat dekat. Sampai disini klop kan? Jadi, sebagai seorang suami, saya telah berbuat adil meski dalam hal pemberian nama anak.
Begitulah, Merina Khumair lahir sebagai perwujudan cinta kasih saya terhadap yuana. Ia adalah fakta hidup sanjungan dan dambaan seorang suami terhadap isteri. “Merina yang kemerah-merahan” kelak engkau akan dipanggil oleh suamimu, seperti rasullulah memanggil isteri beliau. Ini adalah doa seorang bapak pada anak gadisnya. Tiada kebahagiaan dan keindahan jika dicintai. Tiada kerugiaan dan kehampaan bila mencintai. Sebab cinta (khubb) adalah hakikat. WASSALAM, junior 29 maret 2011

MODEL PERHIASAN EMAS